Like A Sunflower

Akhir pekan sudah menjadi hari yang paling ditunggu-tunggu oleh jutaan manusia. Berbagai kegiatan pun dicanangkan guna menyegarkan pikiran. Udara sejuk diharapkan dapat menjadi harapan baru dalam membangun hari. Semangat yang tumbuh lebih besar di setiap pagi harus berani mengubah pandangan agar hari esok lebih baik. Maka saranku, bersenang-senanglah.

Menjelang siang, matahari semakin tinggi. Tugasnya pun kian berat, menyinari bumi dan membantu insan-insan menyelesaikan tugasnya. Namun, ada satu hal yang hampir terlupa. Kehidupan yang tak selalu berjalan mulus ini memiliki beragam rahasia. Rahasia yang lebih baik tersimpan di dalam kotak tanpa tanda tanya.

Aku berpikir, tidakkah hidup ini lebih baik dijalankan selayaknya bunga matahari? Aku tau, tidak ada gagasan dalam kebenaran yang mengatakan bahwa bunga matahari terus berubah arah atas dasar pergerakan matahari seperti yang dikatakan Helen Keller. Namun, aku telah bersiap untuk menerima saran dari seseorang sepertinya.
"Keep your face to the sunshine and you cannot see the shadow. It's what sunflower do."
Aku tidak mengenal secara detail seperti apa bunga matahari itu, tapi aku yakin ada hal yang bisa kupelajari dari bunga berwarna kuning nan elok tersebut. Meskipun terkadang aku tidak semudah itu mempelajari sesuatu, tapi aku akan melangkah sembari memperhatikan perkembangannya. Oleh sebab itu, terkadang aku membiarkan diriku percaya pada orang-orang dengan perkataan yang telah dianalisisnya untuk membantuku bangkit. Tak jarang aku pun menjadikannya motivasi.

Beberapa orang mengatakan, bunga matahari memilik arti loyalitas. Benarkah?
Kepalanya melacak perjalanan matahari di langit. Di manapun cahayanya, tidak peduli seberapa lemah, bunga-bunga ini pasti menemukannya. Ini menjadi hal yang sangat mengagumkan dan patut dijadikan pembelajaran hidup. Semoga cahaya yang kujadikan panutan dapat mambantuku dengan tulus dan jujur, sehingga segala ucapan yang kudengar, tidak menjadi omong kosong. Hal ini semata-mata agar tidak ada sesal di kemudian hari. Mengapa? Karena aku membenci lelah, jatuh, dan tersandung.

Comments