Just Do It

Saya suka menulis. Itulah alasan utama saya membuat blog. Blog yang saya buat sebelum ini menjadi saksi bisu kepercayaan diri saya pada kemampuan yang harus diasah itu. Saya berkata demikian karena menulis bukanlah perkara mudah. Saya pun tidak hanya harus rajin menulis, tetapi juga harus rajin membaca. Karena dengan membaca, wawasan kita akan semakin luas. Selain itu, jalan berpikir kita pun akan memiliki lebih banyak cabang yang berguna bagi keleluasaan dalam berekspresi.

Saya harus mengakui bahwa kepercayaan diri saya sedikit luntur seiring berjalannya waktu, yakni ketika saya tak lagi menulis atau mengajak orang lain untuk membaca tulisan saya. Tentunya ada rasa yang hilang. Efek tersebut masih berlangsung sampai sekarang. Contohnya, semenjak saya memutuskan untuk kembali menulis blog, saya belum pernah mempromosikannya. Seakan saya menulis untuk diri sendiri. Untuk apa saya menulis jika tidak bisa memberi informasi dan inspirasi bagi orang lain.

Semasa SMP dan SMA, saya sangat senang bila diberi tugas membuat karangan. Menulis seperti sudah menjadi bagian dari hidup saya. Setiap tugas tersebut saya kerjaan dengan sepenuh hati. Kamu tentu tau rasanya mengerjakan sesuatu yang memang merupakan kesenanganmu. Tidak ada beban sama sekali karena merasa nyaman saat melakukannya.

Menulis bisa dijadikan alternatif bagi si pendiam.
Teman-teman saya menilai saya sebagai seorang yang pendiam. Akan tetapi, saya tidak menganggap kegiatan menulis saya sebagai suatu pelarian. Memang, terkadang saya merasa bahwa perasaan saya menjadi lebih baik jika sudah menulis. Rasanya seperti meluruskan benang kusut yang ada di otak. Bahkan, beberapa teman saya pernah mengomentari gaya menulis saya yang mereka bilang sesuai dengan EYD. Padahal masih pergaulan sehari-hari dengan teman sebaya, misalnya "Lagi di mana, Mi?" atau "Nin, udah ngerjain tugas belum?". Yap, menaruh koma dan menggunakan huruf kapital. Hal ini semata-mata untuk memudahkan si pembaca. Seperti yang kita ketahui, kalimat yang disampaikan secara lisan bisa menghasilkan perbedaan makna bagi orang lain jika disampaikan secara tulisan. Oleh karenanya, lebih baik mencegah, bukan?

Seperti yang saya sampaikan di atas, sebelum menulis, disarankan untuk lebih banyak membaca. Saya menulis tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk semua orang, agar semua orang membaca. Saya mengerti bahwa setiap individu memiliki pandangan dan ketertarikannya masing-masing. Kesukaan saya belum tentu menjadi kesukaan orang lain. Namun, saya hanya ingin agar harapan kecil yang selalu terselip di dalam tulisan saya dapat turut membangun harapan-harapan kecil di luar sana.

Tulisan kali ini saya anggap sebagai sebuah pengingat bagi kita semua, pemuda yang ingin maju dan ingin memajukan bangsanya, agar selalu menulis. Tidak perlu mengkhawatirkan tulisanmu bagus atau tidak. Mari kita belajar bersama. Mari kita bangun disiplin dan tidurkan rasa malas. Menulislah dari hal-hal kecil yang kita sukai. Begitu pula dengan membaca. Memulai memang sulit, tetapi lebih sulit mempertahankan yang telah di mulai.

Comments