Aku dan Bagianku
"Kamu, nih, anak baik-baik. Mama gak rela kalo kamu ditinggal."
Singkat, tapi dalam. Saat mama melontarkan kalimat tersebut, waktu terasa berjalan lamban. Seolah ingin memberiku ruang untuk mengingat masa lalu. Meski sebenarnya aku enggan melihat ke belakang, tetapi rasa rindu itu tetap terasa.
Hari ini, tepat di tanggal yang sama, memori yang sudah lapuk pun membersihkan dirinya seraya berbisik halus di hati. Selamat datang di jiwa merdeka, ucapnya. Tak bisa dipungkiri bahwa kenangan indah yang sempat mekar itu memang bermula dari sini.
Ingatkah? Ketika kebanggaan akan sesuatu membuat kita rapuh, kita saling menopang. Ketika keberhasilan akan sesuatu membuat kita jauh, kita saling menjamin. Ketika kepercayaan akan sesuatu membuat kita lupa, kita saling mengingat.
Hal terbaik yang harus diketahui ini nyata adanya. Meski sisi kuat bagai bajalah yang sering terlihat, namun di dalamnya lembut nan halus. Inilah keindahan utama yang terkadang tak terlihat secara utuh. Bagiku, ada dua hal yang pasti. Bahagiamu adalah bahagiaku juga. Pilumu adalah piluku juga. Aku turut senang melihatnya, meski kau bilang ini bukan bagianku.
Comments
Post a Comment