I'm Sorry

Setelah melewati tahun yang penuh tekanan dengan hadirnya covid-19, ketegangan yang selalu menyelimuti diri adalah perkara yang dapat dimengerti. Kesulitan yang dialami, baik karena pandemi atau hal lainnya, adalah kondisi nyata yang seringkali membuat kehilangan jati diri. Dengan kata lain, you weren't your best self. Akibatnya, beberapa hubungan dengan kerabat, rekanan, pasangan, dan teman, perlu dipulihkan dan diselesaikan. Inilah saatnya untuk meminta maaf. Tidak peduli siapa yang salah, sebab terkadang tidak ada kondisi yang lebih menenangkan daripada perkataan "Maaf".

Permintaan maaf yang hakiki adalah ketika kamu berusaha memahami luka orang lain, menawarkan rasa penyesalan yang tulus, dan menunjukan bahwa keadaan serupa tidak akan terjadi lagi. Meskipun seperti yang dapat dibayangkan, ini tidaklah mudah (terlebih jika melibatkan rasa sakit hati dan sikap defensif). Kamu harus sadar bahwa memperbaiki sebuah hubungan memerlukan usaha berulang kali, bahkan penolakan.

Sebelum meminta maaf, cobalah active listening yang melibatkan kontak mata atau menunjukan bahwa kamu benar-benar mendengarkan dan berfokus pada apa yang dikatakan tanpa membantah. Cara ini dapat membantu merefleksi kesalahan yang telah terjadi sehingga kamu dapat melakukan permintaan maaf dengan spesifik dan sepenuh hati. Hindari meragukan rasa sakit hati yang orang lain rasakan karena hal itu sama saja dengan melepas tanggung jawab atas apa yang kamu lakukan.

Begitu pula memaafkan; tidak selalu mudah. Ketika seseorang menyakitimu, perlu kekuatan (dan kedewasaan) untuk mengesampingkan ego dan menerima permintaan maaf yang tulus. Akan tetapi, bagaimana jika orang yang perlu kamu maafkan adalah dirimu sendiri? Bisa jadi kamu perlu memaafkan diri sendiri atas perilaku ceroboh dan tindakan berbahaya yang kamu lakukan, atau mungkin kamu sudah berusaha meminta maaf kepada orang lain namun kamu tetap saja menyalahkan diri sendiri. Apapun alasannya, you deserve to forgive yourself, meskipun rasanya mustahil memaafkan diri sendiri dan membiarkan hal tersebut berlalu begitu saja.

You have to practice a lot of self-compassion (mengasihani diri sendiri). Mulailah menyapa dirimu seolah kamu sedang berbicara dengan seorang teman. Berbaik hatilah kepada diri sendiri. Pandanglah dirimu sebagai anak kecil yang perlu dinasihati. Tujuannya adalah melunakan hatimu atas kesalahanmu. Kamu harus ingat bahwa melakukan kesalahan adalah manusiawi, dan kita semua akan melakukannya.

It isn't a one-time affair. Memaafkan diri sendiri bukan penyelesaian yang otomatis muncul setalah kamu mengatakan "Maaf" di depan cermin. Ini adalah proses berulang yang bisa jadi penyelesaiannya memerlukan kerja sama dengan terapis, mentor atau ahli. Kamu perlu bersabar, karena memaafkan diri sendiri bukanlah sebuah pintu, melainkan perjalanan seiring waktu.

You are forgiven.
I forgive you.
Please forgive me.
I love you.

Comments