Teruntuk

Kamu, 
bak semilir angin nan sejuk kala terik mendera
memoles kerinduan yang sayup-sayup menyapa
di jalanan sunyi penghalang angan dan mimpi

Kamu,
sungguh nyata meski hanya di tepian masa
berbisik merdu merayu hasrat akan kenangan
dari sudut purnama yang tertanam pada batin

Tahukah kamu,
Gemerlap langit bertahta bintang tengah menatap indah jiwamu?  
Sedang cahaya syahdu menerangi sukma namun mengusik ketenanganku?

Tahukah kamu,
Rasa ini adalah kasta kehidupan tak beraksara yang tak tahu ke mana lagi harus kucari.
Sentuhannya penuh suka cita membuat daun-daun tak berani gugur menanti lembutnya.

Sungguh, mencari bayangmu walau sejenak sangat menerangi kalbu.
Seolah bisikan ilalang menggelikan telinga ikut menari menyibak perih.

Kamu,
terlelaplah dengan dalam malam ini.
Aku,
ingin menepi di lelapmu yang tenang.

Comments