Hari Baru
Hari baru telah menjemput. Harapan kita masih sama, ingin seluruhnya lebih indah dan menjanjikan. Ya, untuk apa lagi jika bukan untuk mengisi buku kosong setebal 365 halaman. Kita mendapat banyak pelajaran di tahun lalu dan kita mengharapkan hal itu mampu membangun diri untuk mewujudkan cita yang belum sampai. Kini, kita tidak sedang berada di tepi jurang atau pun di antara tebing tinggi. Sebaliknya, kita sedang berada di depan hamparan pasir putih yang bersentuhan langsung dengan laut biru dengan pemandangan matahari terbit yang elok. Kita pun melangkah dengan pasti di jalan yang belum pernah kita kenal. Entah mengapa, kita meyakininya, jalan ini adalah jalan yang benar. Meski ragu kadang menghambat impian baru di tahun baru, tapi bukanlah halangan untuk kita maju dan menoreh prestasi gemilang. Tentunya untuk menepati janji kita, yakni kembali membuat senyum di bibir mereka, orang-orang yang kita cintai.
Bagi saya pribadi, 2013 telah mengajarkan banyak hal. Saya belajar untuk lebih berani, lebih kuat, dan lebih kreatif dalam memecahkan misteri kehidupan. Usia saya bahkan masih menginjak kepala satu di bulan sembilan lalu. Pengalaman hidup saya belum pantas dibandingkan dengan apapun. Hari demi hari saya usahakan agar berlalu dengan iklas. Saya pun belajar banyak untuk mengikhlaskan sesuatu di tahun ini. Kesempatan demi kesempatan menghampiri saya. Saya pun menginjakan kaki di tempat-tempat baru dan lama, serta mengenal orang-orang baru dan lama. Tempat lama, karena saya bahagia dapat kembali ke tempat di mana tawa terus bergema. Orang lama, karena saya senang kami tak lagi hanya sekadar tau nama, tetapi mampu membaca isi hati dan saling peduli.
Bohong jika saya bilang 2013 selalu diisi dengan suka. Duka pun menyelimuti bak pendingin di kala hangat. Begitu berlikunya jalan yang saya tempuh untuk meraih posisi terbaik, karena menjadi terbaik adalah mimpi setiap orang. Ini sulit, dan paling sulit. Bermimpi dan berstrategi saja tidak cukup jika tidak diiringi tindakan. Beberapa kondisi memang harus berjalan beriringan, bahkan bergandengan. Penolakan demi penolakan saya tempuh untuk memastikan kesiapan saya, sebelum akhirnya merasakan kemenangan. Saya menghadapi kekalahan dengan modal percaya. Semuanya adalah bekal, di samping kebutuhan akan suara lantang, akal cerdas, dan langkah berani, yang pada akhirnya membimbing saya pada mimpi lama yang harumnya kembali menyengat.
Hal lain yang tidak bisa saya pungkiri, saya akan terus bersyukur karena saya masih bersyukur atas segala kesempatan yang Ia berikan sepanjang tahun. Selamat tahun baru.
Comments
Post a Comment