Akar Masalah Negeri Beribu Pulau
Tiga hari lalu, saya mengikuti kegiatan dinas ibu saya ke Bandung, yaitu Career Expo & Scholarship at Universitas Katolik Parahyangan. Perusahaan tempat ibu saya bekerja sering melakukan kegiatan seperti ini untuk menjaring karyawan baru. Biasanya di UI, ITB, UGM, dan ITS.
Kemarin adalah untuk pertama kalinya saya terjun langsung membantu beliau, mulai dari persiapan hingga acara selesai. Saya pun ikut melayani para pengunjung yang bertanya-tanya mengenai perekrutan pekerja di perusahaan ini. Kurang lebih 2000 pengunjung menghadiri acara tersebut selama dua hari. Kebanyakan adalah mahasiswa tingkat akhir, baik yang sedang skripsi maupun yang sudah selesai sidang.
Hal ini menyadarkan saya bahwa mencari pekerjaan itu tidak mudah. Sebelumnya, saya di-briefing oleh salah satu rekan kerja ibu saya mengenai persyaratan perekrutan pekerja. Ternyata cukup rumit. Ibu saya bilang, kebanyakan para calon pekerja gagal di tahap psikotes dan kesehatan. IPK tinggi bukan lagi jaminan.
Berdasarkan berita yang saya baca di vivanews, Din Syamsuddin mengatakan bahwa semakin banyak sarjana yang mengaggur menjadi masalah bagi negara. Tercatat sekitar 780.000 sarjana yang menganggur di Indonesia per Desember 2012. Pak Din berpendapat, mahasiswa harus mampu menciptakan lapangan kerja, minimal bagi diri sendiri, sehingga dapat menampung pengangguran lain. Ikatan dengan alumni harus bisa membentuk solidaritas dan organisasi serta menjadi agen penggerak bangsa.
Namun, Presiden SBY menyayangkan masih banyak pihak yang belum mengerti masalah lapangan kerja. Ia menambahkan, "Tujuan kita dua tahun mendatang ingin lebih banyak lagi lapangan pekerjaan. Untuk angkatan generasi muda yang perlu diberikan atensi khusus untuk itu." Mengapa? Karena pengangguran merupakan cermin dari pencitraan kondisi kesejahteraan bangsa untuk membuktikan berhasil atau tidaknya program perekonomian dan kesejahteraan sosial yang dicanangkan pemerintah.
Oleh karenanya, pemerintah menargetkan satu juta lapangan kerja baru di tahun 2013. Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Perekonomian) mengatakan bahwa separuh dari target tersebut dihasilkan dari kerja investasi yang akan mencapai Rp390triliun pada tahun 2013. Dari hasil tersebut akan tercipta 595ribu lapangan kerja yang nantinya akan diinvestasi juga.
Di lain pihak, Armida S. Alisjahbana (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional) berpendapat bahwa target satu juta lapangan kerja hanya bisa dicapai apabila pertumbuhan ekonomi mendekati tujuh persen, minimal di atas 6,8 persen.
Sekadar info bahwa sekarang telah beredar sebuah fitur teknologi baru bernama Compare Jobs dan Compare Candidates dari LionJobs.com yang diperkenalkan untuk membantu pemerintah mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Portal job ini mengembangkan sistem pengkategorian lowongan dan profesi kerja sesuai kebutuhan pasar di Asia sampai dua belas tahun mendatang. Dengan begitu, akan memudahkan para pencari kerja mendapatkan pekerjaan sesuai keterampilannya, begitu pula dengan perusahaan yang mencari karyawan sesuai kebutuhannya.
Akan tetapi, yang menjadi pertanyaan adalah, sudahkah masalah pengangguran di Indonesia teratasi? Sudah meningkatkan taraf hidup penduduk Indonesia saat ini?
Comments
Post a Comment