Ketika Politik Berduka
Semalam, timeline twitter saya ramai membicarakan kelutnya dunia politik di Indonesia. Ada dua pokok masalah yang sangat hangat diperbicangkan sampai detik ini.
Pertama adalah kasus Angelina Sondakh, mantan anggota DPR dan pemegang gelar Putri Indonesia 2001
yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus suap wisma atlet sejak awal Februari 2012 lalu. Kini, Angie (begitu ia biasa disapa) telah resmi divonis 4,5 tahun. Sebelumnya, jaksa menuntut Angie 12 tahun pejara. Hal ini menuai banyak komentar negatif dari bebagai pihak. Apalagi dari sangkaan menerima uang miliaran rupiah, Angie hanya harus memberi ganti rugi Rp250juta.
Oh iya, masih ingat nggak insiden tonjok-tonjokan antara pegawai biro jasa dengan kepala imigrasi? Berita ini didapat dari @kompascom. Ternyata telah terungkap bahwa biro jasa tersebut memberi setoran sejumlah Rp8juta per hari kepada kepala imigrasi. Seperti yang kita ketahui, biro jasa, kan, sangat banyak. Kalau ada lima saja, artinya kepala imigrasi akan mendapatkan Rp40juta per hari sebagai uang pelicin. Berarti sebulan sekitar Rp120juta. Wow! Fantastis, bukan? Itu pun nggak dipakai sendiri, orang lain kebagian jatah.
"Korupsi berjamaah emang sulit diberantas, karena semua kecipratan, dan duitnya biasa dipake buat lifestyle, sehingga nyandu." - @revolutia
Kedua adalah berita terkait anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Roy Suryo, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon Menpora menggantikan Andi Mallarangeng. Masyarakat mengenal Roy Suryo sebagai pakar telematika Indonesia. Oleh sebab itu, muncul komentar negatif dari publik, "Menpora atau Menkominfo?" Memang agak kurang klop, sih. Makanya banyak juga yang bilang kalau berita yang belum tentu benar ini hanya alat untuk mengalihkan perhatian publik terhadap kasus Hambalang. Nah, loh, kasus apalagi, tuh?
Proyek Hambalang didasari sebuah tekad untuk memenuhi tuntutan kita berkompetisi di ASEAN dan dunia, termasuk
sarana pelatihan yang bisa mendorong dan membina atlet. Maka,
diwujudkan proyek Hambalang. Ucap Andi Mallarangeng yang saat itu belum mengundurkan diri sebagai Menpora. Lengkapnya bisa baca di sini.
Proyek ini dibangun di Bogor, Jawa Barat. Namun, dalam pelaksaannya, pada tanggal 14-15 Desember 2012, proyek pembangunan lapangan badminton, gardu listrik, dan jalan wilayah nomor 13 sekitar seribu meter persegi, tiba-tiba amblas. Detik.com mengungkapkan, Badan Pemeriksa Keuangan menyebut adanya kerugian negara dalam proyek
Hambalang di dalam sistem pembiayaan tahun jamak (multiyears). Sistem
itu pun ditengarai menyebabkan kerugian negara sampai Rp243,66miliar.
Complicated banget, kan, masalah yang terjadi saat ini?
Sebagai generasi muda, sudah menjadi kewajiban kita untuk up-to-date mengenai perkembangan masalah-masalah tersebut dan belajar untuk mencari solusinya. Jangan hanya jadi generasi muda yang acuh dan pasrah, karena waktu kita untuk menduduki posisi-posisi sentral negara ini tidak lama lagi. Say no to corruption juga, ya, guys!
Jadi, masih mau masa bodoh? Atau mulai berubah pikiran dan ingin segera bertindak?
Comments
Post a Comment